Kata Kata Sakit Hati Sama Mertua

Kata Kata Sakit Hati Sama Mertua, Ungkapkan Isi Hati Menantu

Perseteruan antara menantu dan mertua memang hal yang sudah sering terjadi. Perbedaan zaman dan cara seseorang dibesarkan seringkali menjadi pemicu ketidakcocokan antara menantu dan mertua. Hubungan yang tidak akur ini sering kali membuat salah satunya mengeluarkan kata kata yang tidak baik seperti kata kata sakit hati sama mertua.

Faktor Penyebab Hubungan Menantu dan Mertua Tidak Harmonis

Menikah berarti seseorang harus menerima semua keadaan pasangan termasuk kondisi psikologis keluarga. Tidak jarang ditemui mertua yang terlalu mengurusi urusan rumah tangga anaknya. Hal inilah yang kadang menimbulkan konflik keduanya. Berikut beberapa factor yang melatarbelakangi hubungan mertua dan menantu yang tidak harmonis.

1. Perbedaan Nilai

Dilahirkan di zaman yang berbeda membuat menantu dan mertua bersiteru tentang nilai yang dianggap penting. Nilai yang dianggap penting oleh menantu belum tentu penting bagi mertua. Nilai ini bisa dilihat dari gaya hidup keduanya yang bertolak belakang.

2. Perbedaan Budaya Keluarga

Masih dilatarbelakangi oleh perbedaan zaman, mertua dan menantu kadang berkonflik karena adanya perbedaan budaya keluarga. Menantu yang dilahirkan di zaman yang lebih modern akan menganut budaya modern. Berbeda dengan mertua yang dilahirkan di zaman sebelumnya yang menganut budaya tradisional.

3. Perbedaan Usia

Adanya perbedaan usia yang terpaut jauh antara menantu dan mertua juga menimbulkan konflik. Konflik ini dapat berupa perspektif sikap yang berbeda dalam menentukan sesuatu. Mertua merasa pendapatnyalah yang benar karena sudah melalui banyak hal dan tidak mempertimbangkan perspektif menantu.

4. Intervensi Dalam Pernikahan Anak dan Menantu

Sudah bukan hal yang mengherankan jika mertua terlalu mencampuri urusan rumah tangga anaknya. Hal inilah yang menjadi pemicu utama konflik antara mertua dan menantu. Keterlibatan mertua terlalu dalam dalam urusan rumah tangga membuat menantunya tidak nyaman. Dari sinilah terkadang muncul kata kata sakit hari sama mertua dari menantunya.

5. Masalah Terjadi Terus Menerus

Tahap selanjutnya apabila terjadi konflik terus menerus antara mertua dan menantu akan berimbas pada keharmonisan rumah tangga anaknya. Masalah akan terus muncul karena salah satunya tidak menerima apa yang mertua lakukan, khususnya dalam kasus mencampuri urusan rumah tangganya.


6. Tidak Menghormati Mertua

Penyebab terakhir yang sering memicu konflik mertua dan menantu adalah tidak adanya penghormatan kepada mertua. Hal ini tidak jarang ditemui dalam keseharian. Padahal jika seseorang sudah menikah, maka dirinya harus menerima keluarga pasangannya.

Contoh Ungkapan Sakit Hati Kepada Mertua

Kata kata sakit hati sama mertua sering dilayangkan karena adanya rasa kekecewaan terhadap perilaku mertua kepada menantunya. Seperti yang diketahui bahwa hubungan menantu dan mertua tidak selalu harmonis, dan lebih banyak kasus konflik antarkeduanya dibandingkan keharmonisannya.


Berikut beberapa ungkapan sakit hati kepada mertua.

1. “Jika laki-laki selalu salah di mata perempuan, maka perempuan juga akan selalu salah di mata mertuanya”

Ungkapan di atas mewakili sakit hati seorang perempuan kepada mertuanya.segala sesuatu yang dilakukan akan dianggap salah oleh mertua. Segala gerak gerik dan tingkah laku menantu dianggap tidak sesuai dengan apa yang diinginkan mertuanya.

2. “Ibu mertua sering beranggapan bahwa dirinya lebih mengenal anaknya dibanding menantunya”

Wajar bagi orang tua menganggap dirinya paling mengerti apa yang diinginkan anaknya. Tapi anggapan inilah yang menyebabkan menantu kurang leluasa dalam rumah tangganya. Semua diatur oleh mertua karena merasa dirinyalah yang paling tahu apa yang dibutuhkan anaknya sehingga kadang menantu dianggap tidak becus.

3. “Mertuaku memprogram dirinya untuk tidak menyukaiku, ini membuat hari-hariku semakin rumit”

Ungapan tersebut tidak jarang kita dengar dalam kehidupan sehari – hari. Mertua seakan-akan mensetting dirinya sendiri agar tidak menyukai sang menantu. Hal ini berimbas pada keseharian menantu dalam rumah tangganya. Dimana segala tingkah laku menantu tidak ada yang disukai oleh mertuanya.

4. “Semua yang kulakukan dimatanya salah, hal kecil diurusin semua.

Bahkan pulang ke rumah orang tuapun dipermasalahkan”

Karena menganggap dirinya selalu benar, mertua biasanya akan mempermasalahkan segala sesuatu bahkan hal – hal kecil yang dilakukan menantunya. Bahkan menantu yang pulang ke rumah orang tua sering dianggapnya sebagai perilaku yang tidak menghargai suami dan mertuanya.

5. “Siapa bilang ibu kota itu kejam? Sekejam – kejamnya ibu kota, ibu mertua lebih kejam”

Ungkapan ini mungkin sudah sangat sering didengar. Kata kata ini sering kali terucap dari mereka yang sudah berumah tangga dan mengalami konflik dengan mertua. Hal ini karena tindakan mertua yang sering kali membuat menantu seakan menderita hidup bersama keluarga suami atau istrinya.

6. “Selain tahun 1945, kemerdekaan yang paling bermakna dan berkesan adalah ketika menantu punya rumah sendiri setelah hidup bersama mertuanya”

Ungkapan ini akan timbul ketika seseorang telah menjalani hidupnya bersama mertuanya. Merasakan asam manisnya kehidupan rumah tangga saat tinggal bersama mertua. Untuk itu, memiliki rumah sendiri merupakan kebebasan terbesar yang dialami seorang menantu.

7. “Negara menjamin kebebasan setiap individu memeluk agama dan kepercayaannya masing – masing, namun apa daya jika mertua tidak berkehendak”

Negara saja menjamin kebebasan setiap individu dalam memilih agama dan kepercayaanya, lali bagaimana dengan mertua? Ungkapan di atas memberikan gambaran bahwa kebebasan seorang menantu itu tergantung dari mertua. Mertua seolah – olah membatasi kebebasan menantunya dalam berbagai hal.

8. “Sekalinya mertua bawa makanan, eh cuma bawa seporsi buat cucu”

Satu lagi ungkapan yang menyiratkan betapa sakit hatinya seorang menantu tinggal bersama mertua sehingga kata kata sakit hati sama mertua ini diucapkan. Karena dasarnya memang tidak suka, mertua akan memperlakukan menantu dengan tidak baik bahkan dalam hal memberi makanan.

9. “Nanti kalau sertifikasi nikah beneran ada, kayaknya harus ada syarat lulus ujian mendengarkan omongan mertua”

Melihat ungkapan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan rumah tangga tidak lepas dari wejangan – wejangan mertua. Entah itu kata – kata yang baik ataupun kata kata yang menyakitkan harus diterima dengan lapang dada.

10. “Posisikan dirimu di tempat yang benar sebagai mertua, jangan pernah campuri urusan menantumu dengan nyata”

Mertua memang selalu mencampuri urusan anaknya, karena merasa dirinya yang paling mengerti. Terlepas dari itu, mertua harusnya memposisikan dirinya di tempat yang benar Mertua harus memahami batasan sampai dimana dirinya bisa ikut campur dalam urusan rumah tangga anaknya.

Itulah beberapa factor penyebab konflik antar menantu dan mertua serta kata kata sakit hati sama mertua yang menjadi pembahasan kali ini. Mertua tidak selalu menyebalkan, ada juga mertua yang perhatian. Terlepas dari itu, mertua adalah orang tua kedua bagi seorang menantu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

PHP Code Snippets Powered By : XYZScripts.com