metode pemilihan warna

Metode pemilihan warna untuk desain grafis

Elemen warna yang digunakan pada setiap karya grafis memang membutuhkan proses yang ideal. Beberapa warna primer juga memiliki karakter yang berbeda bila digunakan untuk masing-masing objek maupun ukuran grafis. Pemilihan warna yang baik juga akan mempengaruhi psikologi pada karya grafis itu sendiri. Pertimbangan konsep warna seperti ini sering dilakukan untuk berbagai bentuk atau karya grafis seperti logo, anime, vektor dan lainnya. Detail pencampuran seluruh bagian warna yang dilakukan untuk setiap desain grafis sebaiknya tidak terlalu berlebihan.

Kamu akan membutuhkan metode pemilihan warna yang ideal untuk mendapatkan hasil desain grafis yang diinginkan.

metode pemilihan warna

Metode pemilihan warna yang bisa kamu gunakan

Sebenarnya kamu memiliki banyak peluang untuk menentukan metode sendiri dalam pemilihan warna yang ideal dalam desain grafis. Konsep yang kamu gunakan untuk desain itu juga akan menjadi pertimbangan dalam pemilihan warna. Sebaiknya hindari penggunaan warna yang terlalu teoritis. Pemilihan warna seperti itu juga harus memperhitungkan estetika dari setiap lapisan dan sisi. Semakin baik tampilan dari seluruh bagian elemen desain grafis ini tentu saja akan memberikan pengaruh yang besar. Tambahkan juga beberapa detail penting yang akan dipengaruhi terhadap berbagai elemen lain dari warna yang digunakan. Konsep seperti itu biasanya terlihat dalam pencampuran beberapa warna primer maupun sekunder. Berikut ini ada 4 metode pemilihan warna yang bisa kamu pertimbangkan untuk digunakan pada setiap desain grafis, seperti:

  1. Menyesuaikan dengan konsep desain

Ini merupakan metode pemilihan warna yang paling utama untuk mendapatkan hasil grafis terbaik. Setiap desainer tentu memiliki konsep yang berbeda dalam konversi menjadi sebuah karya grafis. Hal ini bisa dilihat dari ukuran, karakteristik garis hingga ketebalan seluruh sisi. Masing-masing dari konsep yang digunakan dalam karya grafis membutuhkan warna yang berbeda. Kamu bisa memperhitungkan hal itu untuk mendapatkan kolaborasi warna yang ideal dengan tetap mengedepankan psikologi yang diinginkan. Beberapa pilihan warna yang kamu gunakan untuk konsep desain juga harus memiliki integrasi dengan detail primer hingga tersier.

Karakter ideal yang digunakan untuk dalam sebuah konsep grafis akan diterapkan melalui konsep monochrome, colorful, variasi warna hingga kontras yang dihasilkan. Sebaiknya pilih karakter yang sangat ideal untuk seluruh sisi dari desain grafis. Bahkan, ukuran dari karya grafis yang kamu gunakan akan membutuhkan warna yang sangat ideal.

  1. Perhitungkan Audiens atau khalayak

Setiap grafis yang dihasilkan memiliki tujuan dalam menyampaikan pesan. Hal ini juga akan berlaku dalam pemilihan audiens untuk desain grafis itu sendiri. Kamu harus menyesuaikan pilihan warna yang ideal dalam menyampaikan pesan melalui desain grafis. Misalnya saja warna yang digunakan untuk anak-anak tentu lebih cerah dan memiliki kontras yang cukup berlebih. Hal ini akan sangat berbeda dibandingkan pemilihan desain grafis yang akan digunakan untuk khalayak dewasa. Biasanya metode pemilihan warna untuk khalayak usia dewasa membutuhkan warna elegan.

Baca juga : 5 Fungsi warna dalam desain grafis

Riset warna sangat penting untuk dilakukan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Namun, ini jug disesuaikan dengan karakter dari konsep desain yang kamu buat. Semakin banyak detail dari konsep desain yang ditampilkan biasanya akan membutuhkan lapisan warna berbeda. Setiap lapisan warna itu memiliki kontras yang berbeda dan disesuaikan dengan khalayak. Perhitungkan setiap psikologi dan kolaborasi warna dengan penyampaian pesan pada audiens yang berbeda.

  1. Seleksi seluruh warna

Metode pemilihan warna tentu saja melakukan seleksi terhadap konsep yang telah didapat. Ada banyak warna yang bisa kamu gunakan dalam sebuah desain grafis. Apalagi bila kamu menggunakan perangkat lunak atau software khusus yang memiliki jangkauan warna lebih banyak. Setiap warna yang ditampilkan dalam sebuah karya itu tentu saja memiliki karakteristik dan kontras yang berbeda. Bahkan, beberapa warna juga masuk dalam kategori yang berbeda. Misalnya saja warna utama atau primer, warna sekunder, warna tersier dan warna netral. Seluruh detail warna ini harus terlihat ideal dengan konsep yang digunakan.

Beberapa warna utama yang memiliki turunan dengan kontras berbeda akan menghasilkan konsep yang berbeda juga. Lapisan kontras warna seperti ini memang akan memberikan kamu pilihan yang lebih banyak. Namun, tentu saja seluruh detail warna sebaiknya disesuaikan dengan konversi desain grafis. Lakukan penyesuaian berkali-kali untuk mendapatkan detail warna yang lebih ideal.

Baca juga :: Fungsi gelap terang pada desain grafis

  1. Coba pertimbangkan teori Brewster

Ini merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dan dianggap penting bagi desainer grafis profesional. Salah satu metode pemilihan warna yang akan memudahkan kamu dalam menghasilkan karya grafis terbaik adalah dengan menggunakan teori Brewster. Teori ini memang memudahkan kamu dalam menentukan pemilihan warna yang sangat baik. Apalagi dalam teori ini hanya ada 4 pengelompokkan sederhana dalam warna yang bisa digunakan. Pilihan warna ini terdiri dari primer, sekunder, tersier hingga netral. Masing-masing dari kategori warna yang diterapkan akan memiliki karakter yang berbeda. Berikut adalah penjelasan dari kategori warna menurut teori Brewster, yaitu:

  • Kategori warna Primer

Dalam teori Brewster terdapat elemen warna primer yang menjadi dasar dari banyak pilihan. Warna primer dalam teori ini merupakan warna asli yang tidak dihasilkan dari mencampur banyak bagian. Skema yang ditawarkan dari warna asli ini adalah Merah, Kuning dan Biru. Skema warna ini sangat mudah untuk ditemukan di berbagai elemen. Tentu saja penggunaan warna ini hanya diterapkan untuk konsep desain grafis yang sangat sederhana.

  • Kategori warna Sekunder

Detail lain yang bisa kamu dapatkan dari kategori itu adalah warna sekunder. Warna sekunder merupakan pencampuran dari warna primer secara bersamaan dan menghasilkan elemen warna baru. Biasanya pencampuran ini melibatkan dua warna primer sekaligus. Misalnya saja pencampuran yang bisa kamu lakukan pada Merah dan Kuning yang akan menghasilkan oranye. Selain itu, Biru dan Kuning yang akan menghasilkan warna Hijau. Penggunaan warna ini bisa digunakan untuk grafis yang cukup kompleks.

  • Kategori warna Tersier

Ini adalah kategori yang sering digunakan untuk grafis yang sangat kompleks. Warna Tersier merupakan pencampuran warna primer dan sekunder secara bersamaan hingga membentuk warna baru dengan kontras berbeda. Masing-masing dari pencampuran ini hanya akan menggunakan satu lapisan warna saja. Misalnya saja pencampuran Merah dan Hijau akan menghasilkan warna cokelat kemerahan. Selain itu, ada juga pencampuran Kuning dan Ungu yang menghasilkan Cokelat kekuningan.

  • Kategori warna Netral

Pada teori Brewster juga terdapat warna Netral. Konsep dari warna ini tentu saja bukan berarti tidak menjadi bagian dari campuran warna apapun. Sebenarnya warna ini merupakan hasil dari pencampuran banyak kategori warna sekaligus. Konsep warna netral yang ditampilkan memang dipengaruhi oleh kontras dari setiap lapisan.

Kategori warna seperti ini biasanya memiliki kontras warna yang lebih lembut atau tidak secerah dari lapisan warna lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

PHP Code Snippets Powered By : XYZScripts.com